Selasa, 25 September 2012

RME

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Matematika adalah ilmu yang memiliki kecenderungan deduktif, aksiomatik dan abstrak (fakta, konsep dan prinsip). Karakteristik-karakteristik matematika itulah yang menyebabkan matematika menjadi suatu pelajaran yang sulit dan menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat ditakuti siswa. Prestasi matematika siswa baik secara nasional maaupun internasional belum mengembirakan. Dan rendahnya prestasi matematika di sebabkan oleh faktor siswa yaitu mengalami masalah secara komprehensif atau secara parsial dalam matematika.
Selain itu, beljar matematika siswa belum bermakna, sehingga pengertian siswa tentang konsep sangat lemah. Jenning dan Dunne (1991) menyatakah bahwa, kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika dalam situasi kehidupan real. Hal ini menyebabkan sulitnya matematika bagi siswa adalah karena pembelajaran matematika kurang bermakna. Guru dalam pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan seksama yang telah dimiliki oleh siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonsrtuksi sendiri ide-ide matematika dalam pembelajaran di kelas penting dlakukan agar pembelajaran bemakna.
Menurut Vande Henvel-Panhuizen (2000), bila anak belajar matematika terpisahkan dari pengalaman mereka endiri maka anka akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika berdasarkan pendapat diatas, pembelajaran matematika dikelas ditekankan pada keterkaitan antar konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak setiap hari. Selain itu, perlu menerapkan kembali konsep matematika yang telah dimiliki anak pada kehidupan sehari-hari atau pada bidang lain sangat penting dilakukan.
Selain itu pembelajaran matematika yang berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari (Mathematizeof everyday experience) dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah menggunakan konstek-konstek “dunia nyata”, model-model produksi dan konstruksi jiwa, interaktif, dan keterkaitan (Intertwinment). Dengan demikian, pembelajaran matematika realistik mempunyai konstribusi yang sangat tinggi dengan pengertian siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B.       Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian model pembelajaran RME?
2.      Apa kekurangan dan kelebihan model pembelajaran RME?
3.      Bagaimana penerapan model pembembelajaran RME?



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Uraian Model Pembelajaran Realistik

1.        Pengertian RME
Secara umum terdapat empat pendekatan pembelajaran matematika yang kenal, Treffers (1991) membaginya dalam Mecanisthic, strukturalistic, Empiristic, dan Realistic.

a)      Mechanistic
Manusia di ibaratkan komputer, sehingga dapat di program skill untuk mengerjakan hitungan atau alogaritma tertentu.
b)      Strukturalistik
Secara historis strukturalistik berakar pada pengajaran geometri tradisional. Bahwa matematika yang sistemnya terstruktur dengan baik.
c)      Empiristik
Dunia adalah kenyataan, dalam pandangan ini pada siswa di sediakan berbagai material yang sesuai dengan dunia kehidupan para siswa.
d)      Realistik
Pada siswa diberikan tugas-tugasnya yang mendekati kenyataan yaitu yang dari siswa akan memperluas dunia kehidupannya.

Realistic Matematic Educatic (RME) telah dikembangkan oleh freudhental Institute di Belanda sejak tahun 1970, Teori ini mengacu pada pendapatan freudhental yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusia.
Dalam kerangka RME, Freudental (1991) menyatakan bahwa “Mathematic is human activity”, karena pembelajaran metematika di sarankan berangkat dari aktivitas manusia (TIM MKPBM JPM, 2003:146).
2.        Prinsip-prinsip RME
Terdapat lima prinsip utama dalam “kurikulum” matematika realistik :
a.       Di dominasi masalah-masalah dalam kontek, melayani dua hal yaitu :  sebagai sumber sebagai terapan konsep matematika.
b.      Perhatian diberikan kepada pengembangan model-model, situsi, skema, dan simbol-simbol.
c.       Sumbangan dari siswa, sehingga siswa dapat membuat pembelajaran menjadi konstruktif dan produktif, artinya siswa memproduksi sendiri-sendiri dan mengkonstruksi sendiri-sendiri, sehingga dapat membimbing para siswa dari level matematika informal menjadi matematika formal.
d.      Interaktif sebagai karakteristik dari proses pembelajaran matematika.
e.       Intertwinning (membuat jalinan) antar topik atau antar pokok bahasan bukan antar stand.
Kelima prinsip belajar (mengajar) menurut filosofi ”Realistik” di atas inilah yang menjiwai sebagai aktifitas pembelajaran matematika.
3.      Tujuan RME
Menurut (TIM MKPBM jurusan pendidikan matematika, 2001:125) dalam pembelajaran RME mempunyai tujuan antara lain :
a.       Matematika lebih menarik, relevan, dan bermakna, tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak.
b.      Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa.
c.       Menekankan belajar matematika pada “Learning by doing”
d.      Memfasilitasi penyelesaian masalah matematika dengan tanpa menggunakan penyelesaian (algoritma) yang baku.
e.       Menggunakan konstek sebagai titik awal pembelajaran matematika

4.        Karakteristik RME
Karakteristik merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan satu dengan yang lainnya. Pembelajaran RME mempunyai 5 karakteristik yaitu :
a.       Menggunakan Konstek
b.      Menggunakan modol
c.       Menggunakan konstribusi murid
d.      Interaktifitas
e.       Terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya

5.        Pertimbangan menggunakan RME
            Salah satu filosofi yang mendasari pendekatan realistik adalah bahwa matematika bukanlah satu kumpulan aturan atau sifat-sifat yang sudah lengkap yang harus dipelajari. (Suherman dkk, 2003:144)
            Ada sebuah model pembelajaran yang hampir mirip dengan RME yaitu model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning). Metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

6.        Persamaan dan Perbedaan RME dan CTL   
            Persamaaan antara RME dan CTL yakni model pembelajaran yang sama-sama bertitik tolak dari hal-hal realistis bagi peserta didik.
            Sedangkan perbedaannya, CTL dapat diterapkan dalam berbagai bidang studi dan RME lebih mengkhususkan pada bidang studi matematika. Perbedaan lain antara implementasi RME dan CTL dalam matematika adalah pemberian soal realistik. Dalam model pembelajaran RME diberikan sebelum materi, sedangkan model pembelajaran CTL dapat diberikan sebelum atau sesudah materi.
B.       Karateristik Model

  1.       Sintakmatik

a.       Guru memberikan siswa masalah konstektual, kemudian siswa secara sendiri atau kelompok kecil mengerjakan masalah dengan strategi –strategi informal.
b.      Guru merespon secara positif jawaban siswa dan siswa diberikan kesempatan untuk memikirkan strategi yang paling efektif untuk memberikan jawaban.
c.       Guru mengarahkan kepada siswa pada beberapa masalah kontekstual dan selanjutnya meminta siswa mengerjakan masalah dengan menggunakan pengalaman mereka, kemudian siswa secara sendiri-sendiri atau berkelompok menyelesaikan masalah tersebut.
d.      Guru mengelilingi siswa sambil memberikan bantuan seperlunya, kemudian beberapa siswa mengerjakan dipapan tulis melalui diskusi kelas, dan jawaban siswa di konfrontasikan.
e.       Guru memperkenalkan istilah konsep, kemudian siswa merumuskan bentuk matematika formal.
f.       Guru memberikan tugas dirumah yaitu mengerjakan soal atau membuat masalah cerita serta jawabannya yang sesuai dengan matematika, kemudian siswa mengerjakan tugas rumah dan mengerjakannya kepada guru.

  2.       Sistem Sosial
            Guru sebagai fasilitator dan motivator dalam membantu proses belajar siswa. Siswa harus aktif dalam memberikan ide-idenya dan mengembangkan pengetahuannya, keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya. Siswa juga mampu mencari atau memproses keterkaitan aytau keterhubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui. Dan siswa mampu mengemukakan hasil belajar didepan kelas. Sehingga peran guru adalah membantu siswa mampu menemukan keterkaitan antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya. Dan guru juga berperan dalam mendorong siswa dalam memperbaiki hasil mereka sendiri maupun hasil kerja kelompoknya.

3.         Prinsip Reaksi

a.       Guru membuat masalah yang realistis.
b.      Guru menyiapkan sumber belajar atau alat peraga yang dapat merangsang anak berpikir dan tidak sekedar menghafal.
c.       Siswa banyak latihan dan jangan cepat menyerah.
d.      Siswa belajar untuk tidak menghafal, tetapi harus memahami masalah.
e.    Dalam setiap langkah siswa dapat munculkan pertanyaan “mengapa”, lalu tentukan jawabannya.

4.         Sistem Pendukung
Sarana dan prasarana yang digunakan dalam model pembelajaran RME adalah :
a.       Buku matematika untuk SMP kelas VII terbitan CV. Empat Pilar Pendidikan
b.      LKS (Lembar Kerja Siswa)
c.       Alat peraga bangun datar persegi panjang
d.      Alat tulis yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar.

5.         Dampak Instruksional dan Pengiring

a.       Dampak Instruksional :
1)      Siswa dapat dengan mudah memahami materi dengan adanya ide-ide, gagasan-gagasan yang diciptakan karena siswa dituntut dari keadaaan yang sangat konkret.
2)      Siswa dapat menggali potensi dirinya dalam mengerjakan soal.
3)      Belajar untuk tidak menghafal, tetapi harus memahami masalah.
4)      Prestasi akademi meningkat dalam memahami.

b.      Dampak Pengiring :
1)      Siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalam menyampaikan idenya.
2)      Pengetahuan baru yang dibangun siswa berasal dari seperangkat ragam pengalaman sehari-hari.
3)      Siswa menjadi lebih dapat menghargai perbedaan pendapat atau ide.

C.      Kelebihan dan Kekurangan Model.
       Kerangka pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan realistik mempunyai kelebihan yaitu : ( TIM MKPBM JPM, 2001: 127)
1.      Menuntut siswa dari keadaan yang sangat konkret
2.      Dunia nyata digunakan sebagai titik pangkal permulaan dalam pengembangan konsep-konsep dan gagasan matematika.
3.      Sebagai sumber munculnya pengetahuan matematika formal .
4.      Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk  mengaplikasikan konsep-kosep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari atau masalah dalam bidang lain.
Tetapi pembelajaran matematika dengan menggunakan  pendekatan realistik juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu : (TIM MKPBM JPM,2001:128)
1.      Efektifitas strategi dalam memperbaiki belajar bukan berdasarkan pada penelitian.
2.      Strategi pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran baru sehingga membutuhkan banyak waktu untuk melakukan perubahan.
3.      Strategi memerlukan daya ingat yang kuat terhadap permasalahan yang disajikan, karena permasalahan yang diberikan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

D.      Uraian singkat pemecahan masalah
       Dalam proses pembelajaran, guru sering kali menemui kendala dalam menyampaikan materi kepada siswa. Dalam mengatasi kesulitan siswa memahami materi yang di ajarkan oleh guru dapat diterapkan dengan salah satu model pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran realistik/ RME yang menuntut siswa untuk berfikir realistik dan bertujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik siswa. Dalam hal ini, guru diharapkan lebih dapat memotivasi agar siswa lebih berfikir kreatif. Dengan demikian semua siswa lebih mengerti dan memahami suatu materi yang diberikan oleh guru.
















BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan

1.        Realistic Mathematic Education (RME) telah dikembangkangkan oleh Freudhental Institute di Belanda sejak tahun 1970, teori ini mengacu pada pendapat Freudhental yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusia.
2.        Pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran realistik atau RME adalah dengan menggunakan masalah konstektual sebagai pangkal pengajaran matematika, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal.
3.        Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran RME
Kelebihan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan realistik :
a.         Menuntut siswa dari keadaan yang sangat konkret
b.        Dunia nyata digunakan sebagai titik pangkal permulaan dalam pengembangan konsep-konsep dan gagasan matematika.
c.         Sebagai sumber munculnya pengetahuan matematika formal .
d.        Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk  mengaplikasikan konsep-kosep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari atau masalah dalam bidang lain.
Tetapi pembelajaran matematika dengan menggunakan  pendekatan realistik juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu : (TIM MKPBM JPM,2001:128)
a.         Efektifitas strategi dalam memperbaiki belajar bukan berdasarkan pada penelitian.
b.        Strategi pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran baru sehingga membutuhkan banyak waktu untuk melakukan perubahan.
c.         Strategi memerlukan daya ingat yang kuat terhadap permasalahan yang disajikan, karena permasalahan yang diberikan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
4.        Persamaan dan perbedaan model pembelajaran RME (Realistic Mathematic Education) dan CTL (Contextual Teaching and Learning). Persamaan antara RME dan CTL yakni model pembelajaran yang sama-sama bertitik tolak dari hal-hal realistik bagi peserta didik.
Sedangkan perbedaannya, CTL dapat diterapkan dalam berbagai bidang studi dan RME lebih mengkhususkan pada bidang studi matematika. Perbedaan lain antara implementasi RME dan CTL dalam matematika adalah pemberian soal realistik. Dalam model pembelajaran RME diberikan sebelum materi, sedangkan model pembelajaran CTL dapat diberikan sebelum atau sesudah materi.




                                                                                               

B.     Saran
a.       Guru harus lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif dan membimbing siswa dalam menuangkan idenya.
b.      Siswa sebaiknya membiasakan memahami materi bukan menghafal.
c.       Guru sebaiknya menyiapkan alat peraga yang dapat merangsang anak berpikir realistik.
d.      Dalam belajar siswa di ajurkan banyak latihan dan jangan cepat menyerah.






















DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, M.D. 1990. Model-Model Mengajar. Bandung : CV Diponegoro.
Sukino dan Wilson Simangungsong. 2004. Matematika SMP Untuk Kelas VIII. Jakarta : Erlangga.
TIM MKPBM.2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : UPI.
Suherman, Erman,dkk.2004. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.
Zainurie. 2007. Pembelajaran Matematika Realistik. Tersedia di
Frida Mayferani. 2007. Keefektifan Implementasi Model Pembelajaran RME Pada Pokok Bahasan Segi Empat Bagi Peserta Didik Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 4 Kudus Tahun Peserta Didikan 2006/2007.skipsi.tersedia di











Tidak ada komentar:

Posting Komentar